Candi Sumberawan Singosari: Jejak Sejarah dan Spiritualitas di Lereng Gunung Arjuno

candi sumberawan

Candi Sumberawan, yang terletak di Desa Toyomarto, Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bukan hanya sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga merupakan simbol dari keberagaman budaya, spiritualitas, dan keindahan alam yang terjalin harmonis. Candi ini, yang dulunya dikenal dengan nama Kasurangganan, mencatatkan dirinya dalam sejarah sebagai situs yang dihormati dan dijaga oleh masyarakat, baik dari sisi budaya maupun keagamaan.

Sejarah dan Penemuan Candi Sumberawan

Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1845 oleh arkeolog Hindia Belanda, dan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Menurut catatan dalam Kakawin Negarakretagama, Candi Sumberawan—atau yang sebelumnya dikenal sebagai Kasurangganan—merupakan tempat yang dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada tahun 1281 Saka (1359 Masehi) sebagai bagian dari perjalanan mengelilingi wilayah kekuasaannya. Saat itu, candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai tempat beristirahat bagi sang raja.

Diperkirakan Candi Sumberawan didirikan pada abad ke-14 hingga 15 Masehi, pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Candi ini memiliki ciri khas yang membedakannya dari candi-candi lainnya di Jawa, yakni bentuknya yang berupa stupa tunggal tanpa tangga yang menuju ke ruang di dalamnya. Hal ini memberikan kesan bahwa fungsi utama candi ini lebih kepada pemujaan atau simbol spiritual, bukan tempat penyimpanan benda-benda suci seperti stupa pada umumnya.

Keunikan Arsitektur dan Makna Stupa

Candi Sumberawan memiliki ukuran panjang 6,25 meter, lebar 6,25 meter, dan tinggi 5,23 meter. Candi ini dibangun dengan desain stupa berdenah bujur sangkar di bagian batur (dasar candi), dengan bagian atasnya berupa lapik berbentuk segi delapan dan bantalan Padma (lotus). Bagian puncak candi yang berbentuk genta, sayangnya sudah hilang, dan tidak ditemukan jejak dari penanda lain seperti payung atau chattra yang biasanya menghiasi stupa pada puncaknya.

Fungsi dari Candi Sumberawan ini, selain sebagai tempat pemujaan, juga berkaitan erat dengan keberadaan sumber air suci yang berada di bawahnya. Kawasan ini menjadi tempat yang disucikan, di mana air yang mengalir di bawah candi diyakini sebagai Air Amerta atau air keabadian yang memiliki kekuatan magis dan digunakan dalam berbagai ritual spiritual oleh masyarakat pada zaman dahulu.

Fungsi Air Sumberawan: Sumber Kehidupan dan Spiritualitas

Air yang mengalir dari kawasan Candi Sumberawan dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang mendalam. Pada masa lampau, air ini tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga digunakan dalam ritual keagamaan dan kepercayaan lokal. Dikatakan bahwa air ini diperebutkan oleh para dewa dan raksasa dalam mitologi, sebagai sumber kesaktian yang luar biasa.

Selain itu, pada masa Hindia Belanda, sekitar tahun 1937, dilakukan pemugaran terhadap candi ini, dan ditemukan bahwa sumber air yang ada di bawah candi memiliki potensi besar dalam menjaga kelestarian sumber daya air di sekitar wilayah tersebut. Air yang mengalir melalui aliran sungai dan lahan persawahan di sekitarnya dianggap suci, dan diyakini memiliki kualitas yang sangat jernih serta layak untuk diminum langsung.


Artikel Khazanah lain di Lentera Budaya yang menarik untuk dibaca:


Candi Sumberawan sebagai Destinasi Wisata Budaya

Saat ini, Candi Sumberawan tidak hanya menjadi situs sejarah yang dihormati, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik di Kabupaten Malang. Keindahan alam di sekitarnya, yang dikelilingi oleh pepohonan pinus dan udara sejuk, menjadikannya tempat yang ideal untuk berwisata dan bersantai. Para pengunjung dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan, berfoto dengan latar belakang candi, atau menikmati kuliner khas di warung-warung yang tersebar di sekitar kawasan tersebut.

Sebelum pandemi, Candi Sumberawan ramai dikunjungi oleh wisatawan, khususnya pelajar dan mahasiswa yang tertarik dengan sejarah dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya. Namun, pandemi membawa dampak yang signifikan terhadap sektor pariwisata di kawasan ini, dengan penurunan jumlah pengunjung lebih dari 50%, terutama yang berasal dari kalangan pelajar. Meskipun demikian, sejumlah pengunjung yang datang untuk tujuan spiritual tetap menjaga keberadaan candi dan sumber air suci ini.

Air dan Ekonomi Kreatif Warga Setempat

Keberadaan sumber air di sekitar Candi Sumberawan juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi warga setempat. Salah satu bentuk pemanfaatan air tersebut adalah jasa pembersihan karpet, yang memanfaatkan aliran air jernih yang cukup deras. Sebelum pandemi, banyak karpet yang dibersihkan di aliran sungai yang membelah kawasan ini, menjadi sumber pendapatan bagi warga. Namun, dengan berkurangnya permintaan akibat pandemi, hanya beberapa karpet yang dibersihkan setiap hari.

Selain itu, beberapa tempat di sekitar candi juga menawarkan pengalaman spiritual yang unik, dengan beberapa pengunjung yang datang untuk berendam di sumber air pada malam hari, meyakini bahwa air tersebut memiliki energi positif yang dapat membantu mereka dalam kehidupan spiritual.

Patirtan Taman Sari Kasuranggan: Kolaborasi Filosofi dan Mitologi

Di sekitar Candi Sumberawan, terdapat Patirtan Taman Sari Kasuranggan yang dibangun pada tahun 2021. Patirtan ini memiliki lima pancuran yang masing-masing berlatar belakang mitologi Jawa kuno dan fungsinya, antara lain untuk pembersihan, kesehatan, rejeki, derajat, dan pamor. Pembangunan patirtan ini mengacu pada kolaborasi filosofi Jawa dan Yunani, di mana air dianggap sebagai sumber kehidupan yang mengalir dari hulu ke hilir, mengajarkan nilai kehidupan yang penuh rendah hati dan tujuan yang jelas.

Air di Patirtan Taman Sari Kasuranggan, yang juga berasal dari sumber air di sekitar Candi Sumberawan, diyakini memiliki energi yang dapat membawa perubahan positif bagi pengunjung, baik dalam segi kesehatan maupun spiritualitas. Bagi sebagian orang, berendam di sini dipercaya dapat menghilangkan aura negatif dan membangkitkan energi positif.

Kesimpulan

Candi Sumberawan, dengan segala keunikannya, tetap menjadi saksi bisu dari peradaban masa lalu yang penuh dengan spiritualitas, sejarah, dan budaya. Keberadaan sumber air suci di bawahnya tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan yang mencari kedamaian dan keindahan alam. Dengan kombinasi sejarah, keindahan alam, dan kekayaan spiritual, Candi Sumberawan tetap menjadi warisan budaya yang patut dilestarikan dan dinikmati oleh generasi masa depan.

Anda telah membaca artikel tentang "Candi Sumberawan Singosari: Jejak Sejarah dan Spiritualitas di Lereng Gunung Arjuno" yang telah dipublikasikan oleh Lentera Budaya. Semoga bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan. Terima kasih.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.